Berkat kemitraan dengan universitas, tesa mengembangkan jaringan global untuk memajukan inovasi dan mendorong generasi muda. Semua pihak yang terlibat menerima manfaat dari pertukaran dengan para peneliti, kelompok studi, mahasiswa, dan alumni—proyek yang dipilih menunjukkan seperti apa kolaborasi tersebut.
Kemitraan yang menginspirasi – kolaborasi universitas di seluruh dunia
Orang
Program kerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian lainnya memiliki tradisi panjang di tesa: Mereka mendorong inovasi. Mereka mendukung generasi berikutnya dan menawarkan kesempatan kepada perusahaan untuk menemukan generasi muda berbakat. Terakhir, tetapi tidak kalah penting, mereka menginspirasi semua orang yang terlibat di level profesional dan pribadi.
Mulai dari "Tesis" hingga "Kerja Sama"
Setiap tahun, tesa memublikasikan berbagai topik yang dituangkan oleh para alumni universitas pada tesis akhir mereka dalam kerangka perjanjian kerja sama. Topik tersebut dapat merujuk pada berbagai isu strategis (misalnya, internasionalisasi, lihat Kotak Informasi), tetapi fokusnya pada pengembangan dan inovasi. Biasanya, manajer laboratorium melontarkan ide, yang menarik orang-orang berbakat untuk datang. Kemudian mereka dapat, katakanlah, mengerjakan topik spesifik seputar polimerisasi atau bidang utama lainnya di dunia produk dan pengembangan tesa.
Lebih dari 500
tesis
Selain itu, ada banyak kolaborasi dengan kelompok penelitian di universitas dan lembaga lain, di mana tesa bertindak sebagai kekuatan pendorong. "Misalnya, universitas menyediakan pengetahuan, laboratorium, dan alat pengukur khusus, sementara tesa memasok sampel pita perekat, memberi para peneliti wawasan tentang praktik pengembangan, dan menantang mereka dengan berbagai pertanyaan spesifik dari perspektif pengembang," jelas Dr. Klaus Keite-Telgenbüscher, Laboratory Manager Novel & Functional Materials. Semua menerima manfaat.
Reputasi, Penelitian, Perekrutan
Salah satu inisiatif pertama Dr. Jake Przyojski ketika bergabung dengan tesa pada tahun 2018 sebagai Lab Manager Research and Development di Sparta, Michigan (AS) adalah memulai kerja sama dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT), di mana ia sendiri belajar dari Richard R. Schrock, Penerima Nobel di Bidang Kimia pada tahun 2005. "Kerja sama seperti ini menunjukkan bahwa kami berada di jajaran puncak inovasi dan pemikiran maju—sebuah sinyal penting, yang juga berkaitan dengan perekrutan," kata Przyoski.
MIT, yang terletak di tepi Charles River, Cambridge, tepat di seberang Boston dan tidak jauh dari Harvard University, adalah salah satu lembaga penelitian terkemuka di dunia. MIT adalah universitas pertama yang melatih para rekayasawan kimia dan mengejar pendekatan khusus, termasuk ekonomi dan ilmu sosial serta humaniora, dalam studi teknik. tesa telah menjadi Sponsor Perak dari Hari Polimer tahunan di MIT sejak 2019, dan saat ini mendanai sebuah tesis doktoral oleh kelompok kerja ilmiah Profesor Rob Macfarlane seputar sistem crosslinking performa tinggi untuk teknologi ACX.
INTERNASIONALITAS: HIDUP DAN MENJELAJAH
Pada September 2019, Ruth Long pindah dari Houston, Texas (AS), ke Hamburg. Di Hamburg University of Technology, ia mengerjakan tesis master seputar “Kerangka kerja pengambilan keputusan internasional untuk perencanaan lokasi”. Long menulisnya sebagai bagian dari kontrak kerangka kerja di Departemen EPT (Engineering and Procuring Technology) di tesa. "Kami bertemu Ruth Long pada tahun 2019 dan membawanya kemari sebagai mahasiswa master pada tahun 2020," kata Dirk Holland, Corporate Director of Engineering & Production Technology. "Itulah hal terbaik yang terjadi," tambah Long. "Suasananya penuh semangat menghargai—itu menjadi motivasi terbaik. Proyek yang saya kerjakan membawa saya tepat ke arah yang ingin saya kembangkan secara profesional." Dengan latar belakang ini, wanita berusia 26 tahun itu belajar bahasa Jerman, meskipun bahasa Inggris dengan sempurna membantunya sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di lingkungan kerja. Untuk gelar master ganda di Hamburg University of Technology, ia juga menghadiri seminar di Northern Institute of Technology Management (NIT), di mana mahasiswa, rekayasawan, dan ilmuwan internasional dilatih oleh para dosen terbaik seputar perilaku yang bertanggung jawab di dunia global.
"Kemitraan universitas membantu membuat tesa lebih dikenal sebagai merek dan pemberi kerja terkenal di seluruh dunia."
Technology Scouting Manager
BERSATU KITA TEGUH: Proyek Industri & Universitas DODYNET
Double Dynamic Network (DoDyNet) adalah program tiga tahun yang didanai UE. Sebagai bagian dari proyek, dua belas mahasiswa ("Peneliti Tahap Awal") dari delapan universitas Eropa mengerjakan gelar doktor dan penelitian bersama para penyelia universitas mereka, dewan penasihat internasional, dan mitra industri Eropa, termasuk tesa SE, seputar topik yang berkaitan dengan sintesis serta analisis gel dan jaringan polimer.
tesa menyediakan sampel bahan serta tempat magang dan menyelenggarakan lokakarya industri tahunan. Sementara para mitra industri lainnya mengejar masalah spesifik mereka, tesa tertarik untuk meneliti jenis perekat baru, misalnya “self-healing gel”. Selain pengetahuan inovatif tentang poliakrilat, tesa juga ingin memperluas kolaborasi profesional dalam jaringan internasional para pakar yang diakui dan, yang tidak kalah pentingnya, memosisikan perusahaan sebagai pemberi kerja yang menarik bagi generasi muda berbakat.
Apakah Anda berbicara tesa?
Setiap tahun, sepuluh mahasiswa Ecole Supérieure de Chimie, Physique, Electronique de Lyon (CPE Lyon) mengunjungi Kantor Pusat tesa untuk magang selama dua belas bulan. Universitas Prancis tersebut bahkan memiliki manajer internal untuk pertukaran internasional. "Sungguh menyenangkan bekerja bersama para mahasiswa Prancis," kata Matthias Koop, Lab Manager Research & Development. "Mereka memiliki begitu banyak pengalaman laboratorium sehingga tak perlu waktu lama kami sudah membiarkan mereka bekerja penuh secara mandiri pada proyek-proyek tertentu." Hal itu menjadi pengalaman berharga bagi kedua pihak. Bahkan, beberapa mahasiswa dari Lyon itu kembali dalam kesempatan berikutnya, misalnya untuk menyelesaikan tesis master mereka.
"Untuk setiap magang yang penuh komitmen, ada dua manfaat: senang mengenal mahasiswa yang penuh inspirasi dan senang mendedikasikan diri untuk mengembangkan bakat mereka."
Laboratory Manager
Promosi Proyek Mahasiswa
Tiga tahun silam, ketika para mahasiswa teknik dari University of Leuven, Belgia, menghubungi tesa Benelux untuk meminta dukungan bagi proyek mereka, tentu saja jawabannya adalah: Kita semua mendukung!
Dengan donasi, diskon khusus, dan saran teknis, rekan-rekan tesa Belgia membantu para calon rekayasawan itu membangun mobil balap BluePoint, yang akan berpartisipasi dalam World Solar Challenge di Australia. Selama 15 bulan, mereka mengembangkan, menguji, memperbaiki, dan mengoptimalkan, dengan menggunakan berbagai produk tesa, mulai dari A untuk “ACXplus” hingga W untuk “wire harnessing tape”. Upaya mereka membuahkan hasil: Pada 13 Oktober 2019, setelah berkendara lebih dari 3.000 km, BluePoint melewati garis finis sebagai pemenang, meskipun angin bertiup kencang.
"Melalui keterlibatan dalam proyek mahasiswa, kami mendorong kaum muda untuk bersemangat dalam hal inovasi—dan kami mempromosikan semangat yang kami butuhkan sebagai perusahaan teknologi."
Head of Human Resources
“Inovasi Terbuka” – Semangat penemuan membutuhkan dialog dan pertukaran
Penemuan tidak terjadi di balik pintu tertutup, seperti kata Dr. Weiping Mei, Corporate Technology Manager Innovation Processes: "Pendekatan itu sudah ketinggalan zaman. Untuk mendorong inovasi, kita membutuhkan pertukaran, keragaman, dan fleksibilitas. Ini satu-satunya cara untuk menjamin kesuksesan jangka panjang." Dengan latar belakang ini, tesa membuka pintu di Tiongkok dan memasuki wilayah strategis yang baru dengan inisiatif “Inovasi Terbuka”. Hal ini termasuk perluasan jaringan dengan dan di dalam universitas, misalnya Tongji University, di mana bahasa Jerman adalah bahasa asing pertama dan konstruksi/arsitektur adalah fokus teknis; atau Beijing Management and Technology University, yang mengoordinasikan kelompok kerja dan penelitian seputar tema keberlanjutan di seluruh Tiongkok.
Dr. Mei memprakarsai proyek kerja sama untuk pengembangan Perekat Bening Optik (Optical Clear Adhesives/OCA) lebih lanjut di Soochow University. Chinese Academy for Inspection and Quarantine, yang baru-baru ini menandatangani perjanjian kerja sama dengan tesa, juga memainkan sebuah peran penting. Di mata Tiongkok, akademi tersebut mirip dengan Institut Fraunhofer di mata Jerman: Lembaga penelitian itu menikmati reputasi tinggi sebagai titik kontak penting seputar pemenuhan persyaratan khusus dan proses teknologi di pasar Tiongkok. "Berbicara tentang tujuan dan visi kami," rangkum Dr. Mei, "mengerjakannya, berkumpul, mendorong sinergi, melihat apa yang terjadi, selalu selangkah lebih maju: Dengan cara ini, kami dapat mengenali berbagai ide terbaik dan mengembangkan solusi yang benar-benar inovatif."